Saturday 29 June 2013

LPDP terjun ke masyarakat (Hari 1)

Social Creativity Competition (Day 1_Pengumpulan Data)
Sabtu, 29 Juni 2013
Kelompok Flores berdiskusi dengan Ketua RW 22, Pak Agung Prasodjo

Acara ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat. Kami diharapkan untuk “menyumbangkan” sesuatu yang sederhana yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat sekitar tempat kami menginap, yaitu Graha Insan Cita, Jalan Prof Lafran Pane 100, Depok. 

Acara ini dibagi dalam 2 hari yaitu:
1.  Hari pertama ini dimana kami mencari informasi dimana lokasi yang tepat, metode yang bisa kami lakukan pada hari H pelaksanaan (apakah knock door to door atau mengumpulkan ibu-ibu di satu lokasi tertentu).
2. Hari kedua, hari H pelaksanaan.

Kelompok Flores mengambil ide penyuluhan pencegahan penyakit dengue.
1. Lokasi: kelurahan Bakti Jaya, RW 22, RT 2, RT 3, RT 8, dan RT 9.
2. Waktu: Selasa, 2 Juli 2013, jam 07.30 – 09.30
3. Sasaran: Ibu – Ibu
4. Metode pelaksanaan: menggunakan kuesioner dan pemeriksaan langsung ke rumah responden
5. Instrumen yang diperlukan: senter untuk mengecek apakah terdapat jentik nyamuk

Berikut ini adalah format kuesioner yang akan tanyakan kepada responden:
1. Pewawancara memperkenalkan diri.
2. Menyampaikan manfaat dan tujuan

Pertanyaan:
1.       Identitas:
Nama:
Umur:
Pekerjaan:
Jenis kelamin:
No. telepon:

2.       Apakah ada anggota keluarga yang pernah terkena dengue?

3.       Kalau ada,
3a. Siapa?
3b. Kata siapa?
3c. Penanganan terdahulu bagaimana? Apakah masuk RS, atau rawat jalan?
3d. Kapan terjadinya?
3e. Kondisi sekarang bagaimana?

4.       Apa yang diketahui tentang dengue?
4a. penyebabnya apa?
4b. Penularan bagaimana?
4c. Apa gejalanya?
4d. Kapan waktu beresiko terkena dengue?
4e. Tempat-tempat yang rawan menjadi sarang nyamuk?
4f. Bagaimana pencegahan ?

Kesimpulan hari ini:
1. Perlu digali lagi kreatifitas mencari ide pelaksanaan hari H yang tepat dan sederhana sesuai dengan keadaan yang telah kami survei.
2. Acara ini sangat menarik dan bermanfaat karena kami langsung terjun ke masyarakat dan mempraktikan komunikasi. Menyapa masyarakat yang kami jumpai di sepanjang jalan, dan berkomunikasi semi formal kepada tokoh-tokoh masyarakat.
3. Karena kami berjalan bersama menggunakan atribut seragam yang sama dan dalam barisan yang cukup panjang yaitu 10 orang, hal ini pasti menimbulkan pertanyaan positif maupun kekhawatiran negatif. Oleh karena itu, diperlukan sikap yang tepat diantara kami peserta untuk menjelaskan secara tepat, dengan cara yang ramah dan bersahabat. Kami juga perlu menjaga sikap dan berhati-hati agar tidak menimbulkan kemacetan dan kegaduhan.
4. Adanya 14 kelompok yang memiliki ide serupa di lokasi yang berdekatan, membuat kami perlu berkoordinasi tidak hanya diantara kami satu kelompok, namun juga diantara kelompok-kelompok yang berbeda. Koordinasi diperlukan agar tidak terjadi kebingungan masyarakat tentang acara yang berbeda-beda, kecemburuan sosial karena perbedaan acara dan atribut yang diberikan, maupun kekacauan mengatur massa di lokasi yang berdekatan.
5. Sekecil dan sesederhana apapun kegiatannya, pasti bisa membantu masyarakat.
6. Diperlukan pemikiran yang lebih dalam agar “bantuan” yang diberikan bisa berkelanjutan di masyarakat, dan bukan stimulus sesaat dan hilang.


 Kelompok Flores berdiskusi dengan Ketua RT 03, Pak Masim

Kelompok Flores berdiskusi dengan Ketua Ibu-Ibu PKK RW 22, Bu Yuli

No comments:

Post a Comment